1. STROKE
Stroke
adalah hilangnya sebagian fungsi otak yang terjadi secara mendadak atau tiba
tiba akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak.
o
Jenis-jenis
stroke
Stroke
dibagi menjadi dua jenis utama, tergantung pada penyebabnya:
·
Stroke iskemik: disebabkan oleh trombosis
serebral (gumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh otak) dan relatif
umum terjadi, lebih dari 70% kasus stroke merupakan jenis iskemik.
Aterosklerosis serebral juga menyebabkan pembentukan gumpalan darah di arteri
serebral atau bekuan darah bisa terbentuk di jantung atau arteri karotis di
leher. Gumpalan darah bisa terangkut hingga pembuluh otak distal dan memblokir
aliran darah. Penyakit jantung, termasuk aritmia (detak jantung yang tidak
normal), masalah katup jantung, dan penyakit jantung koroner, bisa menyebabkan
stroke.
·
Stroke hemoragik: disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah di dalam otak. Kasus stroke ini paling sering dikaitkan dengan
tekanan darah tinggi yang berlangsung secara terus-menerus. Ada juga kasus di
mana pembuluh darah pada permukaan jaringan otak yang pecah. Kasus stroke ini
dikaitkan dengan penyakit pembuluh darah otak bawaan, misalnya aneurisma arteri
serebral atau malformasi arteriovenosa. Darah akan keluar di bawah ruang
arachnoid (ruang antara jaringan otak dan tengkorak) dan menekan jaringan otak.
Selain itu, pembuluh darah akan menyempit setelah terjadinya pendarahan, yang
ikut mengurangi laju aliran darah.
o
Gejala
Stroke
·
Ketidakmampuan untuk berbicara dengan
jelas atau mengalami kesulitan untuk berbicara
·
Sensasi mati rasa secara tiba-tiba dan
bersifat sementara, kelemahan atau kelumpuhan salah satu lengan, satu kaki atau
setengah dari wajah (biasanya terjadi di sisi yang sama)
·
Penglihatan yang kabur secara tiba-tiba
atau penurunan kualitas penglihatan pada satu mata
·
Sakit kepala yang parah secara tiba-tiba
·
Gangguan keseimbangan tubuh dan koordinasi
tangan dan kak,i atau terjatuh secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas
·
Rasa pusing atau pingsan tanpa alasan yang
jelas
·
Inkontinensia (buang air kecil secara
spontan)
o
Penyebab
Stroke
·
Riwayat stroke pada keluarga
·
Usia di atas 55 tahun: semakin tinggi
usia, semakin tinggi risikonya
·
Tekanan darah tinggi: 70% dari pasien
penderita stroke mengalami tekanan darah tinggi
·
Kadar kolesterol tinggi: peluang lebih
tinggi terjadinya aterosklerosis (akumulasi kolesterol dan deposit (plak)
lainnya pada dinding arteri. Plak bisa mengurangi aliran darah yang melalui
arteri) dan penyempitan pembuluh darah otak
·
Merokok: meningkatkan peluang terjadinya
stroke hingga 3 kali lipat untuk pria dan 4,7 kali lipat untuk wanita
·
Diabetes melitus: meningkatkan peluang
terjadinya stroke hingga 4 kali lipat
·
Obesitas
·
Penyakit kardiovaskular: peluang lebih
tinggi terjadinya stroke bagi orang-orang dengan riwayat serangan jantung
(infark miokard) dan irama jantung yang tidak normal (fibrilasi atrium)
·
Malformasi Vaskular atau aneurisma
(pembengkakan seperti balon) pembuluh darah di otak: peluang perdarahan yang
relatif lebih tinggi
·
Stroke Ringan, yaitu Serangan Iskemik
Sementara (TIA - Transient Ischemic Attack): memiliki gejala yang mirip dengan
stroke, tetapi berlangsung untuk jangka waktu yang lebih singkat, berlangsung
sekitar 2 hingga 15 menit dan tidak lebih dari 24 jam. Stroke Ringan bisa
menjadi tanda peringatan bahwa akan terjadi stroke yang lebih berat di masa
depan.
·
Pecandu alkohol: meningkatkan peluang
terjadinya stroke.
2. Aneurisma Otak
Aneurisma
otak adalah pembesaran pembuluh darah pada otak akibat dinding pembuluh darah
yang lemah. Saat aliran darah menekan dinding pembuluh darah, pembuluh darah
akan menggembung seperti balon. Kondisi ini dapat berkembang menjadi
sangat serius ketika aneurisma otak pecah dan terjadi perdarahan subarachnoid.
o
Gejala Aneurisma Otak
Gejala aneurisma
otak pada tiap penderitanya berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahannya.
Pada kasus aneurisma otak yang belum pecah, gejala baru ditunjukkan saat aneurisma
sudah begitu besar hingga menekan jaringan atau saraf pada otak. Ada pun gejala
tersebut berupa:
- Pusing.
- Nyeri
di sekitar mata.
- Sulit
berbicara.
- Keseimbangan
terganggu.
- Sulit
berkonsentrasi atau memiliki daya ingat yang pendek.
- Kelumpuhan
pada salah satu sisi wajah.
- Gangguan
penglihatan.
- Kelopak
mata turun.
Dalam beberapa kasus, aneurisma otak
dapat menyebabkan kebocoran darah. Kondisi ini ditunjukkan dengan gejala pusing yang parah dan
terjadi secara tiba-tiba. Darah yang bocor merupakan pertanda risiko pecah
aneurisma semakin tinggi.
Saat aneurisma otak sudah pecah, gejala yang muncul dapat
berupa:
- Mual
dan muntah.
- Leher
menjadi kaku
- Penglihatan
menjadi kabur atau memiliki penglihatan ganda.
- Kejang.
- Sakit
kepala parah.
- Kehilangan
kesadaran.
- Sensitif
terhadap cahaya.
- Lumpuh
atau lemah pada salah satu sisi tubuh atau tungkai
o
Penyebab Aneurisma Otak
Aneurisma otak terjadi saat dinding pembuluh
darah melemah atau menipis. Darah yang dibutuhkan otak disalurkan melalui empat
pembuluh darah yang melalui leher hingga mencapai otak. Aneurisma sering
kali terjadi pada percabangan pembuluh darah yang lemah.
Penyebab pasti di balik melemahnya dinding
pembuluh darah belum dapat dipastikan. Kendati demikian, beberapa faktor diduga
dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga memicu aneurisma otak. Faktor
tersebut meliputi:
- Tekanan darah tinggi. Kondisi
ini meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah sehingga memicu
aneurisma otak. Tekanan darah tinggi rentan dialami oleh orang-orang
yang obesitas atau
terlalu banyak mengonsumsi garam, kafein, dan alkohol.
- Usia di atas 40 tahun. Aneurisma
otak lebih banyak ditemukan pada orang-orang berusia di atas 40 tahun. Hal
ini disebabkan kondisi dinding pembuluh darah yang melemah seiring
waktu akibat tekanan darah yang melewati dinding tersebut.
- Berjenis kelamin perempuan. Sebagian
besar penderita aneurisma otak adalah wanita. Hal ini diduga berkaitan
dengan penurunan hormon estrogen yang menjaga elastisitas pembuluh
darah. Penurunan ini biasanya terjadi pasca menopause.
- Cedera pada kepala. Meski
jarang terjadi, cedera parah pada otak dapat meningkatkan risiko aneurisma
otak.
- Konsumsi alkohol dan
penyalahgunaan narkoba (terutama kokain).
- Kondisi medis yang
bukan bawaan, misalnya infeksi darah tertentu, arteriosklerosis(pengerasan
arteri), dan penurunan kadar hormon estrogen pasca menopause.
- Kondisi medis bawaan, misalnya penyakit
ginjal polikistik, koartasio aorta, malformasi
arteri-vena, serta gangguan pada jaringan tubuh (misalnya pada kasus
sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan).
- Riwayat aneurisma otak di
keluarga.
1.
Sebutkan Jenis-jenis, gejala dan penyebab
penyakit Arteri dan Kapiler
Jawab
:
1. PENYAKIT ARTERI KORONER
Penyakit
Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran,
pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh
darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut
mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang
cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark
Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.
o
Gejala
Arteri Koroner
·
Nyeri dada yang dikenal sebagai Angina,
selama kerja fisik, dan kondisi stress.
·
Tangan berkeringat dingin
·
Serangan Jantung
·
Mual
·
Palpitasi
·
Napas tersengal-sengal
·
Anda mungkin tidak mengalami gejala apa
pun, walaupun terdapat pembatasan aliran darah ke jantung Anda (ini dikenal
sebagai Silent Ischaemia [Iskemik Tanpa Rasa Nyeri)
o
Beberapa
faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
·
Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
·
Kadar Kolesterol HDL rendah
·
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
·
Merokok
·
Diabetes Mellitus
·
Kegemukan
·
Riwayat keturunan penyakit jantung dalam
keluarga
·
Kurang olah raga
·
Stress
2. EMBOLI
Emboli
adalah kondisi di mana benda atau zat asing seperti gumpalan darah atau gelembung
gas tersangkut dalam pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan pada aliran
darah. Penyumbatan tersebut dapat menimbulkan gejala yang berbeda pada tiap
orang, tergantung tipe dan lokasi pembuluh darah yang tersumbat.
o
Gejala
Gejala yang dapat muncul pada
penderita emboli dapat berbeda, tergantung tipe pembuluh darah (arteri, vena,
kapiler) yang tersumbat dan lokasi penyumbatan, misalnya paru-paru (emboli paru) atau otak (stroke).
Apabila
pasien mengalami penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru, maka gejala yang
dapat muncul meliputi:
·
Nyeri
dada.
·
Sesak
napas.
·
Batuk.
Sedangkan
jika penyumbatan terjadi di otak dan menyebabkan stroke, maka gejala yang
muncul dapat berupa:
·
Kelumpuhan
anggota tubuh.
·
Gangguan
bicara.
Pada
kasus tertentu, emboli tidak menunjukan gejala pada penderitanya. Hal itu
disebabkan karena zat asing yang ada tidak sepenuhnya menyumbat pembuluh darah.
o
Penyebab Penyakit
·
Gas. Gelembung gas atau udara dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Kondisi ini biasanya terjadi pada
penyelam. Gelembung gas atau udara dapat muncul dalam pembuluh ketika seorang
penyelam mengalami penyakit dekompresi, akibat terlalu cepat kembali ke
permukaan.
·
Gumpalan darah. Pada
dasarnya, tubuh memiliki proses pembekuan darah alami ketika tersayat atau
luka. Proses pembekuan tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Namun, pembekuan darah terjadi berlebihan meski tidak ada sayatan atau luka
pada seseorang dengan kondisi, seperti obesitas, penyakit jantung, kanker, atau ibu hamil.
Pembekuan darah yang berlebihan berpotensi menyebabkan gumpalan darah dan
mengganggu sistem peredaran darah di tubuh.
·
Kolesterol. Emboli dapat dialami oleh seseorang
yang menderita atau memiliki riwayat aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan kondisi di mana pembuluh darah menyempit akibat adanya
penimbunan kolesterol. Pada kondisi yang tergolong berat, timbunan kolesterol
yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada penderita aterosklerosis,
dapat terlepas dan mengalir di dalam pembuluh darah, serta tersangkut dan
menyumbat pembuluh darah di lokasi lain.
·
Lemak. Patah tulang dapat membuat lemak
yang ada di dalam tulang terlepas dan masuk ke dalam pembuluh darah dan
menyebabkan penyumbatan.
·
Air ketuban. Air ketuban atau cairan
aminotik adalah cairan yang melindungi janin selama dalam kandungan. Meski
tergolong jarang terjadi, cairan tersebut dapat bocor dan masuk ke pembuluh
darah ibu dan menyebabkan penyumbatan.
Terdapat pula beberapa faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami emboli, yakni:
·
Kegemukan
·
Berusia
60 tahun atau lebih.
·
Merokok.
·
Hamil.
·
Tidak
aktif bergerak untuk waktu yang lama, misalnya karena berbaring di rumah sakit.
·
Menderita penyakit
jantung.
3.
HIPERTENSI PULMONAL
Hipertensi pulmonal
atau hipertensi paru adalah kondisi di mana tekanan di dalam pembuluh darah
yang berasal dari jantung menuju paru‐paru terlalu tinggi.
Jantung memompa darah dari ventrikel kanan
ke paru‐paru untuk mendapatkan oksigen. Karena darah menempuh perjalanan
yang cukup dekat, tekanan di sisi jantung dan
arteri menyalurkan darah dari ventrikel
kanan ke paru‐paru biasanya
lebih rendah dari tekanan sistolik atau
diastolik. Ketika tekanan di arteri ini terlalu
tinggi, arteri di paru‐paru menjadi
sempit sehingga darah tidak mengalir seperti seharusnya
o
Gejala
Sesak napas atau pusing
selama beraktivitas merupakan gejala awal. Denyut
jantung menjadi cepat (palpitasi). Seiring waktu,
gejala‐gejala
muncul saat melakukan aktivitas ringan atau bahkan saat
sedang istirahat. Gejala lain yakni :
·
Kaki
dan pergelangannya bengkak
·
Warna
kebiruan pada bibir atau kulit (sianosis)
·
Nyeri
dada seperti ditekan, biasanya di bagian depan
·
Pusing
bahkan pingsan
·
Kelelahan
·
Peningkatan
ukuran perut
·
Badan
lemas
o
Penyebab Penyakit
Sisi kanan jantung memompa darah
melalui paru‐paru,
di mana darah mengambiloksigen. Darah kembali ke sisi
kiri jantung, dan dipompa ke seluruh tubuh.
Ketika arteri kecil (pembuluh darah) dari paru‐paru menjadi sempit, mereka
tidak dapat membawa banyak darah. Ketika ini terjadi, darah menumpuk dan
menekan dinding pembuluh darah. Inilah yang disebut hipertensi paru. Hipertensi
pulmonal idiopatik diwariskan turun‐temurun dan jarang
terjadi dibandingkan dengan hipertensi pulmonal sekunder. Gen dari orang‐orang dengan hipertensi pulmonal
idiopatik membuat pembuluh darah menyempit sehingga darah menjadi lebih sulit
mengalir. Hipertensi pulmonal sekunder disebabkan oleh
arteri dan kapiler di paru‐paru mengalami
penyempitan yang menyebabkan jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah melalui paru‐paru.Hipertensi paru dapat
disebabkan oleh:
·
Penyakit
autoimun yang merusak paru‐paru, seperti skleroderma dan rheumatoid arthritis
·
Cacat
jantung sejak lahir
·
Pembekuan
darah di paru‐paru
(emboli paru)
·
Gagal
jantung
·
Gangguan
pada katup jantung
·
Infeksi
HIV
·
Level
oksigen rendah dalam darah dan sudah berkepanjangan (kronis)
·
Penyakit
paru‐paru, seperti PPOK atau fibrosis
paru
·
Obat
(misalnya, obat diet tertentu)
·
Sleep apnea
obstruktif
4.
TROMBOSIS ARTERI
Trombosis arteri adalah trombosis yang terjadi secara
spesifik pada pembuluh arteri. Pengertian trombosis sendiri merupakan suatu
penyakit yang terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah (trombus) dalam
pembuluh darah.
o
Gejala Trombosis Arteri
Gejala trombosis arteri seringkali tidak
terasa hingga gumpalan darah menyumbat pembuluh ke bagian tubuh tertentu.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya penyakit-penyakit seperti:
- Critical limb ischaemic. Merupakan penyakit arteri
perifer yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh
arteri pada anggota gerak, terutama tungkai, yang ditandai dengan nyeri,
perubahan warna tungkai menjadi pucat, dan tungkai terasa lebih dingin.
- Stroke. Stroke dapat
terjadi pada saat pembuluh arteri ke otak mengalami penyumbatan. Gejala
yang umumnya terasa adalah wajah tampak tidak simetris, bicara pelo, dan
merasa lemah di salah satu sisi anggota tubuh.
- Serangan jantung. Serangan jantung dapat
terjadi akibat penyumbatan pembuluh arteri koroner yang menyediakan darah
dan nutrisi ke otot jantung. Gejala yang umumnya terasa adalah nyeri dada,
sesak napas, dan berkunang-kunang.
- Stroke ringan atau TIA (transient ischaemic attack). TIA merupakan
penyakit yang terjadi akibat pembuluh darah arteri ke otak tersumbat
sementara yang menyebabkan timbulnya gejala stroke sementara waktu.
o
Penyebab Trombosis Arteri
Trombosis arteri seringkali terjadi pada
penderita aterosklerosis,
yaitu penebalan pembuluh arteri akibat penumpukan lemak. Penumpukan lemak yang
terjadi menyebabkan pembuluh arteri mengeras dan menyempit sehingga lebih mudah
terjadi penyumbatan pembuluh darah. Trombosis arteri juga dapat terjadi pada
seseorang yang darahnya mudah menggumpal seperti pada penderita fibrilasi atrium atau
sindrom antifosfolipid.
Beberapa hal yag dapat meningkatkan
risiko seseorang menderita trombosis arteri ataupun ateroskleosis, antara lain
adalah:
- Merokok.
- Obesitas.
- Pola
makan yang tidak sehat.
- Memiliki
keluarga dengan riwayat aterosklerosis.
- Menderita
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes.
- Ketergantungan alkohol.
- Berusia
lanjut.
- Kurang
melakukan aktivitas fisik.
5. PERIPHERAL
ARTERIAL
Penyakit
peripheral arterial (PAD) adalah suatu kondisi di mana plak menumpuk di dalam
arteri yang menyalurkan darah menuju otak, organ tubuh, dan anggota tubuh. Plak
terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium, serat dan zat-zat lainnya di dalam
darah.
o
Gejala
Setengah dari pasien PAD tidak mempunyai gejala apapun.
Gejala umum adalah nyeri, kram, sakit, dan kaku di area yang terkena. Gejala
lainnya berupa perasaan tidak nyaman, dingin, pucat atau denyut nadi yang tidak
dapat dirasakan di kaki, sakit atau bisul yang tak kunjung sembuh. Sakit kaki
dan kram sering muncul selama prosedur fisik dan akan membaik saat
beristirahat. Jika arteri tersumbat, kaki akan menjadi sangat sakit dan tidak
bisa bergerak. Pria dapat menderita impotensi jika pembuluh darah yang mengalir
menuju alat vital tersumbat.
o
Penyebab Penyakit
Penyebab umum PAD adalah atherosclerosis. Atherosclerosis
adalah penyakit di mana plak menumpuk di dalam arteri. Namun, penyebab utama
atherosclerosis telah ditemukan.
6. VASKULITIS
adalah peradangan
pada pembuluh darah yang menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah.
Perubahan yang dapat terjadi pada dinding pembuluh darah antara lain penebalan,
penyempitan, pelemahan, dan munculnya bekas luka. Perubahan tersebut dapat
menghambat aliran darah, dan mengakibatkan kerusakan pada organ dan jaringan
tubuh.
o
Gejala
Gejala
vaskulitis sangat beragam, berhubungan dengan berkurangnya aliran darah ke
tubuh. Gejala vaskulitis yang dapat dirasakan para penderitanya adalah:
·
Pegal-pegal
·
Berkeringat
di malam hari
·
Tubuh
mudah lelah
·
Muncul
ruam
·
Demam
·
Gangguan
sistem saraf, seperti kebas
·
Berat
badan turun
·
Sakit
kepala
o
Penyebab
Hingga saat ini belum diketahui apa
penyebab vaskulitis. Beberapa tipe vaskulitis berhubungan dengan faktor
genetik, sedangkan jenis vaskulitis lain terjadi akibat gangguan sistem
kekebalan tubuh yang berbalik menyerang pembuluh darah. Gangguan sistem imun
tersebut dapat dipicu oleh beberapa kondisi, seperti:
· Reaksi tubuh terhadap obat-obatan.
· Infeksi, seperti hepatitis B
dan hepatitis C.
· Kanker darah.
Pembuluh darah yang terkena
vaskulitis akan melemah, sehingga mudah berdarah atau meradang. Bila pembuluh darah meradang, maka dindingnya akan menebal
dan membuat rongga pembuluh darah menyempit. Akibatnya, jumlah
darah yang menyuplai jaringan serta organ tubuh akan berkurang.
2.
Sebutkan Jenis-jenis, gejala dan penyebab
penyakit Vena dan getah bening
Jawab
:
1. PENYAKIT INSUFISIENSI VENA
Insufisiensi
vena adalah gangguan aliran darah dari pembuluh darah vena kaki ke jantung.
Kondisi ini disebut juna insufisiensi vena kronis atau stasis vena kronis.
Pembuluh
darah memiliki katup yang menjaga aliran darah tetap ke satu arah, yaitu ke
jantung. Pada penderita insufisiensi vena, katup di pembuluh darah kaki tidak
berfungsi dengan baik sehingga terjadi penumpukan cairan di kaki. Kondisi ini
bisa berlanjut ke berbagai masalah lain, termasuk varises.
o
Gejala
Insufisiensi Vena
·
Pembengakan pada kaki dan pergelangan kaki
(edema)
·
Rasa sakit yang memburuk saat Anda
berdiri, dan membaik saat kaki diangkat
·
Kram kaki
·
Rasa sakit di kaki, atau kaki terasa berat
·
Kaki gatal
·
Kaki lemah
·
Penebalan kulit di kaki atau pergelangan
kaki
·
Perubahan warna pada kulit, terutama di
area pergelangan kaki
·
Luka di kaki
·
Varises
·
Betis terasa kencang
o
Penyebab
Insufisiensi Vena
Insufisiensi
vena biasanya disebabkan oleh trombosis vena dalam dan tekanan darah tinggi di
pembuluh darah vena di kaki.
o
Beberapa
Faktor Resiko Terpenting Penyakit Insufisiensi Vena
·
Adanya gumpalan darah
·
Adanya varises
·
Obesitas
·
Sedang hamil
·
Perokok
·
Memiliki kanker
·
Otot kaki lemah, atau pernah mengalami
cedera kaki
·
Mengalami pembengkakan vena superfisial
(phlebitis)
·
Ada anggota keluarga yang memiliki insufisiensi
vena
·
Gaya hidup tidak aktif (duduk atau berdiri
dalam waktu lama tanpa banyak bergerak dapat menimbulkan tekanan darah tinggi
di vena kaki dan meningkatkan risiko Anda.
2. VARISES
Varises
adalah pembuluh darah vena yang membengkak dan tampak dekat dari permukaan
kulit. Pembuluh vena membawa darah dengan rendah oksigen dari sel dan
jaringan kembali ke jantung, di mana darah bisa kembali mendapatkan
oksigen.
o
Gejala
Varises
·
Nyeri kaki atau kaki terasa berat,
khususnya setelah berdiri atau duduk dalam waktu yang lama
·
Vena terlihat menonjol dan membengkak
sepanjang paha, mata kaki, atau lutut
·
Kulit kering dan gatal. Perubahan warna,
kulit yang lebih tipis, ulkus dan infeksi jaringan lunak (selulitis) dapat
terjadi di dekat mata kaki
o
Penyebab
Varises
Varises
disebabkan karena katup vena melemah dan tidak mampu menahan akumulasi darah.
Penyakit ini tidak menular ataupun diturunkan namun varises biasanya terjadi
dalam satu keluarga.
o
Beberapa
Faktor Resiko Terpenting Penyakit Varises
·
Usia: Risiko varises meningkat dengan
bertambahnya usia karena pembuluh darah dan katup pembuluh darah memburuk
secara bertahap
·
Jenis kelamin: wanita yang mengalami
perubahan hormonal akibat hamil, wanita dalam terapi hormon dan pil pengontrol
kehamilan, wanita yang sedang menstruasi atau menopause
·
Riwayat keluarga: Anda memiliki keluarga
yang menderita varises
·
Obesitas: tekanan darah tinggi dan
aterosklerosis yang disebabkan berat badan berlebih tidak hanya menyebabkan
varises tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung
·
Duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
3. VARIKOKEL
Varikokel adalah pembengkakan pada pembuluh vena di
dalam kantong zakar atau skrotum. Penyakit ini mirip dengan pembengkakan pada
penyakit varises di kaki, namun bedanya, penyakit varikokel menyebabkan
pembengkakan pembuluh vena di dalam kantong zakar atau skrotum.
o
Gejala
Varikokel
Varikokel umumnya
tidak menimbulkan gejala. Meski begitu, beberapa penderita ada yang merasakan
ketidaknyamanan atau bahkan rasa sakit pada bagian kantong zakarnya. Gejala
sakit ini biasanya meningkat saat penderita berdiri atau melakukan aktivitas
fisik terlalu lama, dan mereda saat penderita berbaring.
Selain rasa
sakit, pembesaran pembuluh vena juga bisa meningkat seiring waktu. Pembengkakan
ini kebanyakan terjadi pada sisi kiri kantong zakar dan jarang terjadi pada
sisi kanan kantong tersebut. Hal ini dikarenakan rute pembuluh vena di sisi
kiri berbeda dengan pembuluh vena di sisi kanan.
o
Penyebab
Varikokel
Varikokel umumnya bersifat jinak,
nonkanker, dan merupakan kondisi yang biasa terjadi selama masa pubertas, yaitu
pada usia 15-25 tahun. Penyebab pasti varikokel belum bisa diketahui, namun
dipercaya muncul akibat kelainan pada pembuluh vena yang menyebabkan terjadinya
penumpukan darah dan menimbulkan pembengkakan pada skrotum.
Di dalam pembuluh vena terdapat
katup-katup pembuluh yang berfungsi sebagai pintu satu arah. Ketika darah akan
mengalir menuju jantung, katup akan terbuka agar darah dapat mengalir secara
lancar ke organ tersebut. Begitu pula sebaliknya, katup akan menutup jika
aliran darah berjalan lambat guna mencegah terjadinya aliran balik akibat
gravitasi.
Jika katup tidak berfungsi dengan
baik, maka darah akan mengalir balik dan mengendap di dalam pembuluh vena yang lama-kelamaan
dapat menyebabkan pembengkakan.
4.
MALFORMASI ARTERI VENA
Malformasi arteri vena adalah kondisi
di mana terjadi pertumbuhan yang tidak normal pada pembuluh darah arteri dan
vena. Pada dasarnya sistem peredaran darah di tubuh memiliki 3 pembuluh darah,
yakni arteri, vena, dan kapiler.
o
Gejala
Gejala yang muncul pada penderita
malformasi arteri vena itu sendiri pun dapat berbeda, tergantung lokasi
malformasi arteri vena, ukurannya, dan besar pembuluh darah. Apabila malformasi
arteri vena terjadi di otak, gejala yang dapat muncul berupa:
·
Sakit
kepala
·
Tampak
bingung
·
Lemas
·
Mati
rasa dan kesemutan pada bagian tubuh tertentu
Jika malformasi arteri vena terjadi
di tulang belakang, maka gejala yang muncul dapat berupa:
·
Lengan
dan tungkai tidak bisa digerakkan
·
Otot
lemas
·
Gangguan
pada pergerakan
Gejala malformasi arteri vena juga
dapat muncul sejak pasien berusia di bawah 2 tahun. Namun pada beberapa kasus,
kondisi ini akan stabil dan jarang menimbulkan gejala ketika pasien beranjak
dewasa.
o
Penyebab Penyakit
Malformasi
arteri vena adalah kondisi di mana arteri dan vena terhubung secara langsung
tanpa melalui kapiler, sehingga menyebabkan gangguan pada sistem peredaran
darah tubuh. Terhubungnya arteri dengan vena dapat terjadi di berbagai bagian
tubuh, namun paling sering terjadi di otak dan tulang belakang. Belum diketahui
secara pasti penyebab terhubungnya arteri dan vena. Terdapat dugaan bahwa
kondisi ini merupakan penyakit keturunan.
Seseorang memiliki risiko tinggi
menderita kondisi ini jika:
·
Berjenis kelamin pria. Malformasi
arteri vena lebih banyak diderita oleh pria.
·
Terdapat riwayat penyakit ini dalam keluarga. Seseorang
berisiko cukup tinggi menderita malformasi arteri vena jika tedapat anggota
keluarga yang memiliki riwayat kondisi ini atau gangguan pembuluh darah
lainnya.
5. LIMFOMA
Limfoma
adalah jenis kanker yang muncul pada sel limfosit, yaitu sel di sistem
kekebalan tubuh yang memerangi infeksi, dan ini termasuk kelenjar getah bening,
limpa, timus, sumsum tulang, dan bagian lain dari tubuh. Lebih spesifik,
limfoma adalah suatu kondisi dari sistem limfatik yang seharusnya menjadi
jaringan yang memerangi penyakit dalam tubuh Anda. Limfoma artinya limfosit
berubah dan berkembang di luar kendali.
Limfoma terdiri dari berbagai jenis, tetapi dua kategori utama dari limfoma adalah limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin.
Limfoma terdiri dari berbagai jenis, tetapi dua kategori utama dari limfoma adalah limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin.
o
Gejala
Limfoma
·
Kelenjar bengkak di leher, ketiak, atau pangkal paha
·
Batuk, sesak napas
·
Demam, gatal-gata;
·
Keringat malam
·
Sakit perut, punggung atau nyeri tulang
·
Kelelahan, kekurangan energi
·
Berat badan turun
·
Menggigil
·
Kehilangan selera makan
·
Neuropati
·
Darah dalam tinja atau muntah
·
Penyumbatan aliran urin
·
Sakit kepala
·
Kejang
o
Penyebab
Limfoma
Limfoma adalah salah
satu kanker yang penyebabnya masih belum diketahui, bahkan lebih mungkin
terjadi pada orang-orang tertentu.
o
Beberapa
Faktor Resiko Terpenting Penyakit Limfoma.
·
Berusia 60-an atau lebih
·
Laki-laki
·
Jika sistem kekebalan tubuh lemah karena hiv/aids,
transplantasi organ, atau karena anda dilahirkan dengan gangguan sistem imun
·
Memiliki penyakit sistem kekebalan tubuh seperti
rheumatoid arthritis, sindrom sjögren, lupus, atau penyakit celiac
·
Telah terinfeksi dengan virus seperti epstein-barr,
hepatitis c, human-cell t leukemia/limfoma (htlv-1), atau virus herpes manusia
(hhv8)
·
Jika dalam keluarga anda ada yang mengidap limfoma
·
Terkena benzena atau bahan kimia yang membunuh
serangga dan gulma
·
Dirawat karena limfoma hodgkin atau limfoma
non-hodgkin di masa lalu
·
Sedang dirawat karena kanker dengan radiasi
·
Kelebihan berat badan
Komentar
Posting Komentar