Langsung ke konten utama

PANCASILA SILA KEDUA DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


 PANCASILA SILA KEDUA DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan wujud penjelmaan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia secara universal, oleh karena itu nilai-nilai yang ada itu perlu dipahami dan diamalkan oleh semua warga negara, mengerti dan menyadari bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, baik nilai dasar yang bersifat abadi dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dari sila-sila Pancasila mengamanatkan kepada warga negara Indonesia untuk selalu mengingat semangat religi, memuliakan martabat manusia, kesatuan dan persatuan bangsa, demokrasi, serta keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dalam wujud yang selalu tumbuh dan berkembang semakin baik. Pancasila menjadi landasan/dasar dalam berbagai hal. Baik dalam hal ekonomi, politik, kesehatan, sosial-budaya, hukum, maupun pendidikan.
Pancasila mengakomodir seluruh akrivitas masyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula dalam halnya aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indionesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan sekulerisme, seperti pada Zaman Reinaissance di Eropa. Bangsa Indonesia memiliki budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala pengembangn ilmu tidak berakar pada ideoligi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas. Nurwardani, dkk (2016)
 Masing-masing sila Pancasila memiliki implementasi tersendiri. Salah satu yang dibahas dalam tulisan ini adalah “Pancasila Sila Kedua dalam Ilmu Sosial”. Bunyi Pancasila sila kedua yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dalam sila ini mengandung nilai kemanusiaan. Dimana dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia haruslah ditunjukkan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.
Nilai-nilai sila kedua mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Semua orang memiliki derajat yang sama dan persamaan hak didalam menentukan hidupnya kearah yang lebih baik atau kearah yang lebih buruk, setiap orang memiliki hak untuk mendapat perlindungan, memiliki agama, antara sesama manusia berhak untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan dan berhak memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan dengan hati yang ikhlas. Semua orang yang hidup didunia ini semuanya sama, baik dari warna kulit yang sama maupun suku yang sama dari itu seharusnya rasa kebencian terhadap sesama harus dihilangkan. Rianto (2016).
Yang pada awalnya tidak ada yang namaya manusia yang berderajat tinggi atau yang berderajat rendah, memiliki derajat yang sama dan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Hanya yang membedakannya adalah sikap buruk pada seorang manusia itulah yang meningkatkan atau menurunkan derajatnya dalam pandangan manusia lainnya. Tapi meskipun derajatnya rendah dalam pandangan manusia merekan berhak mendapatkan perlindungan dah kelayakan untuk hidup di dunia. Masyarakat juga tidak boleh mengadili atau menyangka bahwa seseorang ini telah melakukan hal buruk sebelum menkonfirmasinya. Karena  kebanyakan menusia lupa dengan pernyataan yang telah tercantun di atas.
Nilai-nilai sila kedua saling mencintai sesama manusia. Harus diwujudkan demi mencapai perdamaian manusia kadang harus mengerti terhadap manusia lainnya dalam kehidupan, untuk mencegah manusia dari perbuatan atau sesuatu yang buruk. tanpa rem tersebut, seseorang yang panas akan terus berjuang demi sakit hatinya. Bila ada orang dari suku lain sedang panas hatinya dan membuat suasana menjadi semakin buruk, lihat dulu, rem dahulu, mungkin saja itu memang sifatnya, setelah itu baru ditelaah maksudnya orang tersebut sengaja atau tidak sengaja membuat kita marah, bila sudah mengetahui hal itu, barulah tindakan lebih lanjut, bila sengaja kita baik-baik dulu tegur halus itu cara yang damai. Bila tidak sengaja jangan menyudutkan untuk minta maaf biarkan melihat perbuatannya itu. Saling mencintai sesama manusia memiliki ruang lingkup yang luas, mencintai seseorang bukan cuman orang terdekat saja melainkan setiap orang yang dijumpai juga harus dicintai agar tercipta suatu kerukunan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara Rianto (2016).
Mencintai adalah suatu sifat yang penting apalagi jika sifat ini melekat dengan erat dalan jiwa manusia. Pasti tidak ada yang namanya permusuhan dan kebencian dalam masyarakat. Ada seseorang dalam masyarakat yang hatinya sedang mendidih meluap-luap dan hal itu akan berujung kekacauan yang beser bila semua masyarakat memiliki sifat yang sama dengan seorang tersebut. Maka dari itu, menciptakan masyarakan yang saling mencintai akan menciptakan masyarakat yang kondusif dan damai. Mungkin apabila ada satu atau dua orang yang sedang mendidih, masyarakat lainnya akan memadamkannya atau menenangkannya. Sehinggan manyarakat akan peka dan cepat tanggap dalam menghadapi rintangan kehidupan ini.
Nilai-nilai sila kedua mengembangkan sikap tenggang rasa. Manusia menyukai rasa damai dalam dirinya, maka manusia tersebut pasti akan merasa nyaman, menerima tanpa membeda-bedakan, maka tenggang rasa meminimalisir rasa semena-mena akan pudar dalam mengembangkan sikap tenggang rasa diperlukan sikap baik dalam melakukan segala hal seperti, menghargai perasaan orang lain, menghormati, dalam kehidupan sangat diperlukan sikap saling mengahargai dan menghormati agar bangsa indonesia memiliki jiwa-jiwa yang orang-orang yang berakhlak mulia dan bangsa indonesia bisa menjadi bangsa yang makmur dan damai sejahtera. Rianto (2016).
Sikap tenggang rasa bisa juga pengertian dalam kata toleransi. Sikap tenggang rasa muncul ketika masyarakat  menghilangkan rasa egoisme dalam diri merekan. Karena sikap egoisme itulah yang menghalangi masyarakat untuk mempunyai sikap tenggang rasa. Karena mereka ingin menang sendiri, karena mereka istimewa, karena mereka merasa berkuasa dan sikap inilah yang dapat menghancurkan negara ini yang bermula pada mesyarakat. Maka dari itu memang diperlukannya membangun dan mengajarkan sikap tenggan rasa kepada masyarakat agar tercipta masayrakan yang harmonis dala kehidupan
Nilai-nilai sila kedua mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain dapat dilakukan dengan kemampuan memecahkan masalah dengan seksama, hal itu adalah penilaian masing-masing dalam diri manusia, yang utama adalah kekuatan untuk berhenti menyakiti, mengontrol sesuatu adalah bagian dari kekuatan manusia, kontrol untuk tidak menyakiti manusia adalah yang paling utama. Menyakiti seseorang itu mudah, tapi bagaimana dengan membuat manusia itu tidak takut dan merasa dilindungi, sebagai manusia yang memiliki agama tidak boleh bersikap semena-mena serhadap orang lain. Didalam kehidupan tidak boleh saling menyakiti satu dengan yang lain karena kalau saling menyakiti satu dengan yang lain maka hidup tidak akan pernah rukun pasti sesalu ada rasa ini menyakiti dalam diri manusia maka dengan itu tidak boleh memperlakukan orang dengan semena-mena karena semua orang memiliki hak masing-masing dalam kehidupan. Rianto (2016).
Seperti yang pepatah katakan, bahwasayan mulut adalah seperti pedang bermata dua yang bisa menyakiti sesama manusia walaupun tidak ada luka yang membekas pada tubuhnya. Otak adalah pusat kendali penuh dari alat indra yang bernama mulut dan seharusnya seseorang menggunakannya  tidak untuk nyakiti tapi untuk menebar kasih sayang. Tapi kebanyakan orang kalau sudah mendidih kepalanya, ia sulit untuk mangendalikan pikirannya sehingga mengeluarkan kata-kata yang menyakiti seseorang lainnya. Seseorang yang disakiti itu akan juga membalas omongan orang tersebut sehingga menyebabkan permusuhan dan perkelahian antar kedua belah pihak. Maka dari itu, masyarakat harus memulai diri mereka sendiri untuk mengkontrol mulutnya agar tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata yang santun.
Nilai-nilai sila kedua, berani membela kebenaran dan keadilan. Setiap manusia punya sisi baik dan sisi buruk, selalu ada dimanapun juga, saat kebenaran tidak bisa, manusia yang berperasaan peka, tidak tega atau tahu bahwa itu salah, orang akan diam memikirkan, apalagi bila tidak bisa membela, kepedihan nyata akan melahirkan masalah suatu saat nanti, saat tidak tahan terhadap sesuatu yang tidak inginkan. Maka dari itu sebenarnya untuk membela kebenaran dan keadilan diperlukan sisi pengambil alih resiko yang manusia lakukan dalam membelanya. kadang awan gelap, serta hujan lebat menyertai mereka ditambah faktor sisi gelap, membuat manusia jadi terhenti. Sebenarnya membela kebenaran dan keadilan bukan hanya untuk mengungkap perbuatan jahat saja, melainkan untuk setiap warga negara yang tinggal didalamnya, hak manusia, persamaan derajat. Rianto (2016).
Seseorang yang melihat sesuatu yang dia anggap buruk, maka seseorang tersebut akan berusaha untuk menegakkan keadilan. Berbagai cara ia lakukan untuk mencapai hal itu. Tapi perlu diperhtikan bahwa cara yang digunakan itu bermoral atau tidak. Dia bisa bertanya pada hati nuraninya bukan pada isi kepala atau otaknya. Karena setiap hati nurani itu suci, berbaeda lagi dengan orang yang sering melakukan kejahatan, hati nuraninya telah rusak dan tidak berfungsi sehinggan dia tidak bisa membedakan yang buruk dan baik. Maka peliharalah hati nurani karena itu adalah suatu alat yang bisa menunjang penegakan keadilan .
Kemanusiaan yang adil dan baradab. Itu adalah kata-kata yang indah dan memiliki kajian yang mendalam. Sehingga penulis hanya bisa membahas seperti yang di atas. Semoga tulisan ini bermanfaan bagi semuanya. Teimakasih.

Daftar Rujukan
Nurwardani, dkk.2016.Pendidikan Pancasila.Jakarta:RISTEKDIKTI
Rianto, H.2016.Impementasi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab di            Lingkungan Sekolah.Pontianak.SOSIAL HORIZON
Daroeso, B.1986.Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.Surabaya:          Aneka Ilmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini. Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra: 70. Selain itu, ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati. Jika hati manusia itu kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk Allah SWT tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah pada Allah SWT yang me

PERMASALAHAN DALAM REKAM MEDIS RUMAH SAKIT

PERMASALAHAN DALAM REKAM MEDIS RUMAH SAKIT Aninda Hasri Ainun Nisak DIII PMIK 1A, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang anindaninda27@gmail.com Rekam medis merupakan komponen penting kegiatan manajemen rumah sakit. Menurut Firdaus (2008), dalam rangka upaya peningkatan mutu serta efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit, perlu adanya dukungan dari berbagai faktor yang terkait. Salah satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut adalah terlaksananya penyelenggaraan rekam medik yang sesuai dengan standar yang berlaku. Dokumen rekam medis merupakan dokumen yang penting, tetapi masih banyak kesalahan yang terjadi dalam kepengurusannya maupun perawatannya. Salah satu pedoman untuk menilai mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Menurut Pamungkas, Marwati, & Solikhah (2010), tanggung jawab utama akan kelengkapan rekam medis terletak pada dokter yang bertanggung jawab merawat pasien. Akb

KOMUNIKASI EFEKTIF PEREKAM MEDIS DENGAN DOKTER

KOMUNIKASI EFEKTIF PEREKAM MEDIS DENGAN DOKTER MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Komunikasi Efektif yang dibina oleh Ibu Tutik Herawati, S.Kp.,MM Oleh Aninda Hasri Ainun Nisak          (P17410181011) Arsy Nindyasiwi Widhiasi         (P17410181012) Aliefia Rosa Hidayanti               (P17410181013) Ludia Zakti Imanuella Edny       (P17410181015) Rijal Fahmi Karunia Hasma       (P17410181027) Fina Adilia Aysah                       (P17410181038) Lailatun Inayah                           (P17410181041) Rila Firdaus Aliyah                     (P17410181045) Vega Marsella                             (P17410181047) Erika Puji Lestari                        (P17410182053) POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN KESEHATAN TERAPAN D3 PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN Maret 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja be